Selasa, 14 Januari 2014

Menghitung Umur dan Zscore dengan WHO Anthro 2005

Belum Ahli Gizi namanya kalo belum kenal yang namanya WHO Antro 2005, aplikasi ini sangat penting buat kita-kita calon dan yang udah jadi Ahli Gizi. Mari kita tinjau sedikit mengenai WHO Antro yang saya ketahui.
*     WHO Antro 2005
adalah salah satu baku rajukan yang berisikan nilai parameter antropometri. Diukur 6 parameter secara longitudinal yaitu BB, TB, LiLa, LiKa, TSF dan SSF. Dari 6 parameter, ditambah umur dihasilkan 8 indeks status gizi yaitu BB/TB, TB/U, BB/TB, IMT/U, LiLa/U, LiKa/U, TSF/U, SSF/U
*     WHO Antro biasanya digunakan untuk mengumpulkan data dalam penilaian status gizi seseorang.
*     WHO Antro terbagia atas dua, yaitu :
1.         WHO AntroPlus (Untu anak pra-Sekolah)
2.       WHO Antro (Untuk anak Balita)
*     Perbedaan WHO Antro dengan WHO AntroPlus
WHO Antro digunakan untuk mencari dan menilai status gizi balita hingga remaja sedangkan WHO Antro Plus digunakan untuk mencari motorik(perkembangan) dan pertumbuhan balita serta menilai status gizi balita
*     3 menu utama yang terdapat pada staurt up page WHO Antro yaitu :
1.         Anthropometric Calculator.
Anthropometric Calculator hanya berfungsi sebagai kalkulator. Menghitung status gizi sesaat. Setelah hasil terbaca dan diintervensi sesuai kebutuhan, lalu hasilnya akan hilang setelah data berikutnya dientri.
2.       Individual Assessment.
Individual Assessment berfungsi untuk pemantauan pertumbuhan dari waktu ke waktu. Menu 2 ini sangat cocok dipakai di posyandu, dimana setiap anak dapat dilihat pertumbuhannya selama balita.
3.       Nutritional Survey.
Nutritional Survey berguna untuk mengolah data antropometri survey cross sectional.

Langkah-langkah pengolahan DATA dengan menggunakan WHO Antro, yaitu : 
1.  Open WHO Antro sesuai dengan kebutuhan

2. Olah data dibawah ini dengan menggunakan Menu 3 yaitu Nutritional Survey, 
klik tanda 

Isi kolom nama dan judul sesuai keinginan, lalu SAVE 

Hasil akhir pengolahan data WHO :


Kemudian lakukan pengolahan data lebih lanjut menggunakan Mc. excel


Mengolah status gizi balita dapat dilakukan dengan software WHO Anthro 2005. Persoalannya adalah bahwa Anthro2005 memiliki format database sendi yang tidak bisa langsung diimport oleh software pengolah data lebih lanjut seperti SPSS. Untuk melakukan itu semua agar  data hasil olah Anthro2005 dapat diolah dengan SPSS, ikutilah beberapa langkah di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwZ0t8NqLb3JOK2IbAff1wp5HqM5jpluQj2bdP5rZRxOo71O_wbU5MZxJBW2gReUOPf18Twy7XQ-2_iVIbLLC0QqllAkSlCExUNAIqIsp-hDzDmEJ8JWI7-KQ-0px5ejLvpj6w9W38JNuR/s320/oda1.JPG

*       Langkah Pertama :
Entri data parameter antropometri menggunakan software WHO Anthro 2005. Pada kesempatan ini data dientri dengan menu Nutritional Survey (menu 3) disain cross sectional study.
*       Langkah Kedua :
Mengekspor data ke format data Excel. Pertama kali klik sel yang berada pada kiri atas rampilah Anthro 2005 (gambar di atas). Setelah semua output terblok, klik icon copy to clipboard (gambar). Buka Microsoft Excel (dianjurkan Excel 2003), lalu pastekan pada sel A1 (Gambar 2)
*       Langkah Ketiga :
Mengedit Nama Field. Nama field yang dihasilkan berupa teks oleh Anthro 2005. Edit seperlunya agar memenuhi ketentuan penamaan field pada SPSS (misalnya : maks 8 karakter, tanpa spasi, dll)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhze1vmK-4ujJ9yJhhmAAePdqcFzxNaYrb1v4UeDKZmctzsh5miuJA5qOrJpNKcgNM2tRO6fmzxu5z2F_cJEda3S39WoC8D7hKyCuY3L4ouITNwgGrfu6piNFpWmhBSZgI9lX8KlSmiL4rX/s320/oda3.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyxL56-_l1Rzp5SxBalNAXZvE2O3tJ8azoMlud5-8RaT46IGilM-Be8YO9WPZeNzutimdcezx7Z0dREvbEryLbpNaLpti9Zn_kNzM7qmJyjbxtCG_8geUeqOv-IYHQS9q-88O0uXc8gLw3/s320/oda4.JPG
*       Langkah Keempat :
Memvalidasi Umur. Umur dihitung oleh Anhro 2005 dalm 2 bentuk (hari dan bulan). Umur dalam bulan juga dihitung dalam  2 desimal. Sementara itu erhitungan umur dalam ketentuan antropometri adalah umur dalam satuan PENUH, artinya sisa di belakang koma tidak diperhitungkan. Untuk memenuhi ketentuan ini bisa dibuat formula di dalam Excel menggunakan fungsi Integer (INT). Letakkan kursor pada sel disebelah Age (yang sudah disiapkan sebelumnya dengan insert colum), kemudian masukkan fungsi : =INT(range()), blok semua isi kolom disebelah kiri, kemudian akhiri fungsi dengan tutup kurung, dan Enter. Umur yang dihasilkan sudah dalam bentuk integer, naun masih dalam fungsi (perhitungan). Untuk mendapatkan nilai umur dalam angka mutlak, lakukan langkah berikut ini : Sisipkan 1 kolom kosong lagi di sebelah kanan umur (integer), kedua copy range data umur integer dan Klik Edt,  pilih Paste Special, dan pilih Value, saat kursor persis berada pada baris sampel pertama pada kolom kosong di sebelahnya. Setelah menekan enter kolom akan terisi dengan data yang persis dengan data kolom integer, Namun data ini sudah dalam bentuk angka mutlak (bukan formula lagi).

*       Langkah Kelima :
Simpan file Excel dan beri nama. Pastkan bahwa data Anda yang di Excel berada pada sheet 1. Tutup Microsoft Excel dan Buka SPSS.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2qnANUZSzauDSCEk56Df2BieulQj5hnL4HybKNbq9CRbRAc7dyxo8zKr30gfSIl6hIAjIpvthI7Stre8OWkf8Ms-hGgP65ybYxwEWNjT_Ax1QFwAv0Fus__D_8g618wYQaEa4YZ2qP6AR/s320/oda5.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_hHzMSAPlnrWNy1yQY7cWirP-YABS4Yaey1IyXGZK7TQ-a-t7EIC0KSRz-naBBeU-jkiIgqqNqMOrNAx-q5NnjIRWTjCGMf_2AIbDBkMh3tBlPVJf-jIU9x6NvIq3DyMA3JkkLdZakx04/s320/oda6.JPG
*       Langkah Keenam :
Mambaca file dengan Excel. Pilih File,Open dan pilih type file Microsoft Excfel (xls) kemudian arahkan ke folder dimana data Excel Anda simpan. Setelah tampilan Open muncul, langsung klok OK. Data Anda sekarang akan tebuka daam format SPSS (unitled). Simpan file SPSS utuk keperluan berikutnya untuk digabung dengan variabel lain.
Selamat mencoba.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9fTNf3e0ykyTBDpD6QLqUx1mRNa5loFrI_iTFIl_e4LO9HsKOe6GKqe4ye3BFzOmqC1-5dgW4nNeczlxiVqWelafdCV-WoCI30hBD2C16N4jbV7JrX9QwQkfru6Qm9C76rgc_syAEdZ7I/s320/oda7.JPG
Hasil tampilan SPSS setelah membaca file Excel adalah seperti gambar berikut ini. Perhatikan bahwa Kode sampel harus disediakan sejak awal entri data pada Anthro2005. Mungkin untuk memenuhi ini bisa dipakai salah satu fiel ntara Team, Cluster atau ID yang sudah disediakan dalam Anthro2005. Kode ini sangat penting untk menggabung data dengan variabel lain yang dientri dengan Epidata atau apapun jenis database variabel lain.
Tampilan Data View SPSS 

Setelah Anda mendapatkan sebuah file berformat SPSS (.SAV), langkah berikutnya adalah menggabung fiel-fied hasil olah antropometri dengan feld lain dalam sebuah penelitian. Dield yang dihasilkan dari olah Anthro2005 adalah field status gizi berupa nilai-nilai ZScore seperti (WHZ (BB/TB), HAZ (TB/U), HAZ (BB/U) dan MAZ (BMI/U). Selanjutnya field status gizi akan diklasifikasikan menjadi Kategori Status Gizi berdasarkan SK Menkes No. 920/Menkes/SK/VIII/2002. 



Lakukan pengolahan lebih lanjut dengan SPSS agar data terklasifikasi dengan cara berikut ini :
1.         Buka aplikasi SPSS.
2.       Muncul tampilan seperti berikut :
3.       Klik Open Data, pilih file yang akan digunakan, klik Open.
Muncul halaman seperti berikut :
4.       Klik transform, pilih Recode Into Different Variables…
5.       Isi kolom Name dan Label, pada bagian Output Variable, klik Change. Lalu pilih Old and New Values. è isi Range sesuai dengan Kategori Status Gizi berdasarkan SK Menkes No. 920/Menkes/SK/VIII/2002.

        
6.        Setelah itu klik Continue,
Lalu blok syntax, dan klik Run



7.        Kemudian muncul kolom berikut, klik Analyze, pilih Descriptive Statistics è Frequencies.
8.       Dan hasil yang diperoleh adalah seperti berikut :

*     Kelebihan :
Dapat  meninjau status gizi anak dan memantau serta mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak
*     Kekurangan : 
Software hanya bisa dilakukan untuk mengentry data dan tidak bisa dilakukan untuk pengolahan data lebih lanjut seperti SPSS dan Mc. Excel.



*     Kesimpulan :
Software aplikasi untuk pengolahan data gizi harus dilakukan secara bersamaan dengan aplikasi lainnya, artinya software yang lain akan mendukung dan melengkapi kekurangan software lainnya.



Selasa, 08 Januari 2013

PRE EKLAMSIA KEHAMILAN

PRE EKLAMSIA KEHAMILAN 
  • Definisi pre eklamsi
  • Pre eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2009).
  • Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. (Rukiyah, 2010).
  • Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. (Bobak , 2004)
  • Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. (Sujiyatini, 2009)
  • Pre eklamsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan progresif serta berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan berdampak negative pada lingkungan janin. (Boyle M, 2007)
 Etiologi
Penyebab pre eklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubungkan dengan kejadian. Itulah sebab pre eklamsia disebut juga “disease of theory” (Rukiyah, 2010).
 Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan hal – hal berikut : (1) sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa; (2) sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan; (3) sebab dapat terjadinya perbaiakan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus; (4) sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya; dan (5) sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. (Hanifa W, 2006).
 Dari hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklamsia.
Adapun teori-teori yang dihubungkan dengan terjadinya preeklamsia adalah:
1)    Peran prostasiklin dan trombiksan
Pada preeklamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskular, sehingga terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang kemudian akan digant trombin dan plasmin,trombin akan mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel (Rukiyah, 2010).
2)    Peran faktor imunologis
Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita PE-E, beberapa wanita dengan PE-E mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifasi sistem komplemen pada PE-E diikuti proteinuria (Rukiyah, 2010).
3)    Faktor genetik
Beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E antara lain : (1) preeklamsia hanya terjadi pada manusia; (2) terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yang menderita PE-E; (3) kescenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka; (4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS) (Rukiyah, 2010).
 Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu hamil ketahuan beresiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut.
 Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklamsia dan eklamsia. Faktor-faktor tersebut antara lain,gizi buruk, kegemukan, dan gangguan aliran darah kerahim. Faktor resiko terjadinya preeklamsia, preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis (Rukiyah 2010).
 Sedangkan menurut Angsar (2008) teori – teorinya sebagai berikut:
1)    Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapatkan aliran darah dari cabang – cabang arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan menjadi arteri arkuata, yang akan bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada kehamilan terjadi invasi trofoblas kedalam lapisan otot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi distensi dan vasodilatasi arteri spiralis, yang akan memberikan dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan remodelling arteri spiralis. Pada pre eklamsia terjadi kegagalan remodelling menyebabkan arteri spiralis menjadi kaku dan keras sehingga arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi, sehingga aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
 2)    Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi Endotel
a.Iskemia Plasenta dan pembentukan Radikal Bebas
Karena kegagalan Remodelling arteri spiralis akan berakibat plasenta mengalami iskemia, yang akan merangsang pembentukan radikal bebas, yaitu radikal hidroksil (-OH) yang dianggap sebagai toksin. Radiakl hidroksil akan merusak membran sel yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Periksida lemak juga akan merusak nukleus dan protein sel endotel
b.Disfungsi Endotel
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel keadaan ini disebut disfungsi endotel, yang akan menyebabkan terjadinya :
a)    Gangguan metabolisme prostalglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan suatu vasodilator kuat.
b)    Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) yaitu suatu vasokonstriktor kuat. Dalam keadaan normal kadar prostasiklin lebih banyak dari pada tromboksan. Sedangkan pada pre eklamsia kadar tromboksan lebih banyak dari pada prostasiklin, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.
c)    Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular endotheliosis) .
d)    Peningkatan permeabilitas kapiler.
e)    Peningkatan produksi bahan – bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO menurun sedangkan endotelin meningkat.
f)     Peningkatan faktor koagulasi
3)    Teori intoleransi imunologik ibu dan janin
Pada perempuan normal respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human Leukocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga akan mempermudah invasis el trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada plasenta ibu yang mengalami pre eklamsia terjadi ekspresi penurunan HLA-G yang akan mengakibatkan terhambatnya invasi trofoblas ke dalam desidua. Kemungkinan terjadi Immune-Maladaptation pada pre eklamsia.
4)    Teori Adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan vasopresor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan vasopresor atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Refrakter ini terjadi akibat adanya sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre eklamsia terjadi kehilangan kemampuan refrakter terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi dan mengakibatkan hipertensi dalam kehamilan.
 5)    Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak perempuannya akan mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami pre eklamsia.
 6)    Teori Defisiensi Gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan dapat mengurangi resiko pre eklamsia. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.
7)    Teori Stimulasi Inflamasi
Teori ini berdasarkan bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Berbeda dengan proses apoptosis pada pre eklamsia, dimana pada pre eklamsia terjadi peningkatan stres oksidatif sehingga produksi debris trofoblas dan nekrorik trofoblas juga meningkat. Keadaan ini mengakibatkan respon inflamasi yang besar juga. Respon inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan sel makrofag/granulosit yang lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi inflamasi menimbulkan gejala – gejala pre eklamsia pada ibu.
  • Patofisiologi
Menurut Bobak (2004) adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik (systemic vascular resistance [SVR]), peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada pre eklamsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel – sel darh merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai pre eklamsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan peredaran darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidak seimbangan abtara prostasiklin prostaglandin dan tromboksan A2.  Selain kerusakan endotelil vasospasme arterial turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume intra vaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami pre eklamsia mudah menderita edema paru.
 Hubungan sistem imun dengan pre eklamsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan pre eklamsia. Keberadaan protein asing, plasenta, atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut. Teori ini di dukung oleh peningkatan insiden pre eklamsia-eklamsia pada ibu baru (pertama kali terpapar jaringan janin) dan pada ibu hamil dari pasangan yang baru (materi genetik yang berbeda).
 Menurut Mochtar (2007) Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan glomerolus.
 Menurut Rukiyah (2010) Vaskonstriksi merupakan dasar patogenesis PE-E. Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi . adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriol disertai perdarahan mikro pada tempat endotel. Selain itu Hubel 1989 yang dikutip oleh Rukiyah (2010) mengatakan bahwa adanya vasokonstriksi arteri spiralis akan menyebabkan terjadinya penurunan perfusi utero plasenta yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta. Hipoksi/anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan prose hiperoksidase itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengan demikian akan menggangu metabolisme di dalam sel peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu diman peroksidase dan oksidan lebih dominan maka akan timbul keadaan yang disebut stress oksidatif. Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darh melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel – sel endotel akan mengakibatkan antara lain: adhesi dan agresi trombosit, gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotinin sebagai akibat rusaknya trombosit, produksi prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.
 Menurut Zweifel (1922) yang dikutip oleh Manuaba (2008) mengemukakan bahwa gejala gestosis tidak dapat diterangkan dengan satu faktor atau teori tetapi merupakan multifakor (teori yang menggambarkan berbagai manifestasi klinis yang kompleks yang oleh Zweifel disebut diseases of theory. Berbagai teori yang mencoba menerangkan gambaran klinis adalah genetic, teori imunologik, teori iskemia region uteroplasenter, teori kerusakan endotel pembuluh darah, teori radikal bebas adan kerusakan endotel, teori trombosit, dan teori diet yang diterangkan untuk kepentingan sehari-hari adalah teori diet dan teori yang diakui POGI. Menurut teori diet ibu hamil, kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk pembentukan tulang dan organ lain janin, yaitu 2-2,5 g/hari. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari jaringan otot. Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tak jenuh sehingga dapat menghindari dan menghambat pembentukan trombokson dan mengurangi aktivitas trombosit. Oleh karena itu, minyak ikan dapat menurunkan kejadian pre eklamasia / eklamasia. Diduga bahwa minyak ikan mengandung kalsium. Fungsi kalsium dalam otot jantung menimbulkan peningkatan kontraksi sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan volume sekuncup jantung dan tekanan darah dapat dipertahankan. Kalsium pada otot pembuluh darah mengendalikan dan mengurangi kontraksi-kontraksi sehingga tekanan darah dapat dikendalikan bersama dengan vasokontriktor lainnya. Kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium dari jaringan otot sehingga menimbulkan manifestasi sebagai berikut : keluar dari otot jantung menimbulkan melemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan volume sekuncup sehingga aliran darah akan menurun; keluar dari otot pembuluh darah akan menimbulkan kontraksi, meningkatkan tekanan darah tinggi.
Dengan demikian ibu hamil memerlukan 2 – 2,5 g kalsium untuk mempertahankan konsentrasi dalam darah menjadi konstan, sehingga tidak akan menimbulkan peningkatan tekanan darah. Dalam praktik sehari-hari, bidan sudah dapat memberi kalsium pada ibu hamil yang merupakan otot polos dapat digambarkan sebagai berikut :
1)    Ikatan antara myosin dan aktin menjadi dasar terjadinya kontraksi dengan peranan kalsium.
2)    Bila terjadi penurunan konsentrasi kalsium akan terjadi reaksi yang berlawanan sehingga kontraksi meurun dan akibat terdapat penurunan volume sekuncup jantung dan seterusnya mengakibatkan iskemia region. Penurunan kalsium dapat terjadi karena masukan  yang kurang, kemampuan resorbi menurun kalsium mengalami keterasingan (terisolasi)
Hal ini menyebabkan mata rantai peranan terputus. Pemberian kalsium 22,5 g pada ibu hamil akan menurunkan kejadian pre eklampsia / eklampsia yang bermakna terutama melalui kerja pada miosis kinase rantai ringan. Dalam standar pendidikan obstetric dan ginekologi, POGI tersurat teori yang dianut “iskemia region uteroplasenter” dengan teori lainnya. Kejadian pre eklampsia/ eklampsia yaitu antara antepartus, intrapartus dan pasca partus.
 Klasifikasi
1)    Pre-eklamsia ringan
Adalah timbulnya hipertensi disertai protein urin dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Rukiyah, 2010). Gejala klinis pre eklamsi ringan meliputi :
a)    Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
b)    Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan
c)    Proteinuria secara kuantitatif  lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2.
d)    Tidak disertai gangguan fungsi organ
 2)    Pre-eklamsia berat
Adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atu lebih disertai protein urin dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah, 2010).
Gejala dan tanda pre eklamsia berat :
a)   Tekanan darah sistolik >160 dan diastolik >110 mmHg atau lebih.
b)   Proteinuria > 3gr/liter/24 jam atau positif 3 atau positif 4
c)   Pemeriksaan kuatitatif bisa disertai dengan :
d)   Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
e)   Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
f)   Terdapat edema paru dan sianosis.
g)   Gangguan perkembangan intra uterin
h)   Trombosit < 100.000/mm3

Senin, 07 Januari 2013

History Of Hagia Sophia

MASA TURKI UTSMANI
Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada hari Selasa 27 Mei 1453 dan memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan mengubahnya menjadi masjid yang dikenal dengan Aya Sofia. Jumatnya langsung diubah menjadi masjid untuk salat Jumat.


Di dalam Hagia Sofia, Istanbul, Turki, Juni 1994
Berbagai modifikasi terhadap bangunan segera dilakukan agar sesuai dengan corak dan gaya bangunan mesjid. Pada masa Mehmed II (1444-1446 dan 1451-1481) dibuat menara di selatan. Selim II (1566-1574) membangun 2 menara dan mengubah bagian bangunan bercirikan gereja. Termasuk mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.
Lantas selama hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai mesjid. Patung, salib, dan lukisannya sudah dicopot atau ditutupi cat.

Masa 'Modern'

Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Mulailah proyek "Pembongkaran Hagia Sophia". Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen.
Sejak saat itu, Gereja Hagia Sophia dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istambul. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Bizantium yang indah mempesona.
Kini namanya Museum Aya Sofia. Sebelum menjadi museum, bangunan ini dulunya adalah masjid. Dan sebelum menjadi masjid, ia adalah gereja yang bernama Haghia Sopia.
Usia bangunan ini sudah sangat tua, sekitar lima abad. Bangunan ini merupakan kebanggaan masyarakat Muslim di Istanbul, Turki. Keindahan arsitekturnya begitu mengagumkan para pengunjung. Karenanya, jika berkunjung ke Istanbul, belum lengkap tanpa melihat kemegahan Aya Sofia.
Tampak dari luar, pengunjung disuguhkan ukuran kubah yang begitu besar dan tinggi. Ukuran tengahnya 30 meter, tinggi dan fundamennya 54 meter. Ketika memasuki area bangunan, pengunjung dibuai oleh keindahan interior yang dihiasi mosaik dan fresko. Tiang-tiangnya terbuat dari pualam warna-warni. Sementara dindingnya dihiasi beraneka ragam ukiran.
Selain keindahan interior, daya tarik bangunan ini juga didapat dari nilai sejarahnya. Di sinilah simbol pertarungan antara Islam dan non-Islam, termasuk di dalamnya nilai-nilai sekuler pascaruntuhnya Kekhalifahan Turki Usmani.
Hagia Sophia at sunset
Dome of Hagia Sophia

Senin, 26 November 2012

Terendap Lara


Hari ini panas, tapi hatiku dingin
Hari ini cerah, tapi hatiku mendung

Sepi...
Diantara hiruk pikuk keramaian
Bagiku, kau disini
Namun bagimu, ku tak ada
Entahlah...

Ingin rasanya ku pergi, tinggalkan semua
Jauh...
Ku merasa lelah
Namun luka ini terlalu berarti
Tapi aku nyaman, meski menyakitkan

Terlalu sulit bagiku tuk lupakan semua
Dan tak kan mungkin ku bisa bernapas tanpa udara
Tapi ketahuilah
Masih saja ku berharap semua ini hanya mimpi